Rabu, 04 Agustus 2010

Catatan Motogp Don MioLo : Rossi Permainkan Lorenzo

3206catatan-miolo---dppi.jpgPelajaran buat Jorge Lorenzo! Andai gak tunggang-langgang sembari koprol di gravel, tetap berat buat Lorenzo berlaga di seri 15. Dari semua sesi di sirkuit Phillips Island, Australia, kontras dengan Valentino Rossi. Sejak latihan pertama sampai QTT, catatan Lorenzo nyaris kalah satu detik dengan The Doctor. Tidak biasa, memang. Biasanya, tipis.

Jangan-jangan itu buntut sinetron Rossi di seri Portugal, dua minggu lalu. Namanya juga jangan-jangan. Sama saja dengan kira-kira. Orang Jakarta bilang, kirain! Saat itu, Rossi mencak-mencak setelan Yamaha M1-nya. Diduga, itu kaligus menyudutkan Yamaha. “Pokoknya akan ada kejutan,” janji Davide Bravio, manajer Fiat Yamaha Team.

Manajemen Fiat Yamaha lewat Bravio mengultimatum, akan meredam ‘permusuhan’ di kubu yang sama, paddock berbeda itu. Bravio berjanji usai seri 14 akan menyelidiki keluh-kesah Rossi. Hasilnya, ada yang berubah. Itu dia, M1 Lorenzo yang di semua sesi kalah dengan Rossi. Itu hanya kirain, bos. Selanjutnya, sampeyan pasti nonton siaran langsungnya.

Bandingkan dengan M1 Rossi yang sejak sesi latihan Jumat, sehat euy! “Tidak perlu ngotot mengejar podium pertama di seri ini. Itu milik Stoner. Sirkuit ini butuh mesin cepat. Stoner dan Ducati bisa melakukan itu. Yang penting poin,” papar Rossi dengan wajah biasa-biasa saja.

Sebelum lomba, memang Rossi dapat kabar duka. Bahwa, ayah tirinya bunuh diri dengan pistol. Itu asli, bukan main-main. Rossi mengaku terganggu. Sangat terganggu.

Di sisi lain, Lorenzo tetap bernafsu. Dia tidak mengira kena perangkap politik ala MotoGP, khususnya Fiat Yamaha. “Jangan tanya soal peluang. Tolong tanyakan kesehatan usai terjatuh. Itu yang lebih penting. Tangan cuma lecet sedikit dengan kejadian ini,” elak Lorenzo yang baju balap bagian pundaknya ancur tergesek aspal.

Lorenzo sebenarnya mampu mengatasi senggolannya dengan Nicky Hayden. Itu masalah biasa usai start. Persoalannya, Lorenzo tak mau jauh-jauh ketinggalan Rossi. Lorenzo malah tidak mengurangi kecepatan saat insiden. Dia tetap berusaha kembali ke racing line dengan betot gas.

Padahal, posisi motor tidak menguntungkan. Lorenzo berada di jalur yang jarang dilewati. Wilayah itu kotor dan tanpa bekas kompon yang membuatnya licin. Jika dia memperlambat M1, niscaya tidak mencium sirkuit. Konsekuensinya, posisinya pasti melorot jauh. Itu namanya nafsu.

Aktor yang pemancing nafsu Lorenzo, tentu saja Rossi. Rossi mempermaikan jam terbang Lorenzo yang masih dangkal. Saat ini, Rossi pemain sinetron MotoGP paling sakses. Juga paling termahal. Tentu saja kaya untuk hidup dari balap motor.

Bagi Rossi, kalah kecil di Portugal, akan menang besar di Oztralia. Kailnya dapat ikan besar. Total poinnya jadi 270 atau meninggalkan
Lorenzo 38 poin.

Modal besar.

Foto : DPPI

http://www.motorplus-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar